KOMENTAR

SETIAP orang memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi tekanan atau stres. Tidak jarang, seseorang akan memilih untuk mengonsumsi makanan kesukaan dalam jumlah banyak saat menghadapi situasi sulit. Dalam dunia medis, keadaan seperti ini dikenal dengan istilah emotional eating.

Apa artinya?

Emotional eating adalah kebiasaan mengonsumsi makanan kesukaan secara berlebihan saat stres meski sedang tidak lapar. Kondisi tertekan dapat menyebabkan pelepasan beberapa hormon stres pada tubuh. 

Ciri utama dari kondisi ini adalah munculnya perubahan pola makan berkaitan dengan emosi yang dirasakan.

Ketika mengalami kondisi psikologis seperti tertekan, sedih, stres, atau depresi, penderita akan mencari “pelarian” pada makanan. 

Padahal, bisa jadi penderitanya tidak sedang merasa lapar. Tapi makan menjadi sebuah ‘kebutuhan’ saat emosinya tidak stabil. Menurut studi, kondisi emotional eating lebih sering terjadi pada perempuan. 

Sayangnya, jenis makanan yang identik dengan kondisi stress eating ini umumnya tergolong tidak sehat. Misalnya, makanan tinggi gula dan lemak, terlalu gurih, dan lain-lain.

Studi juga melaporkan stres akibat pekerjaan dan masalah lain berhubungan erat dengan peningkatan berat badan. Sekali terjerat emotional eating, butuh perjuangan ekstra untuk bisa melepaskan diri. Maka, masalah ini perlu ditangani segera. Jangan biarkan diri kita dikuasi emotional eating.




Apa Urgensi Vitamin D3 untuk Kesehatan Kita?

Sebelumnya

Dampak Buruk Terlalu Lama Menatap Layar TV dan Gawai Bagi Kesehatan Mata

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health